Kemenperin Kembangkan Klinik Desain Merek Kemas
Selama periode 2015-2019, KDMK telah memfasilitasi 858 IKM, di mana 81 persen merupakan IKM pangan (makanan dan minuman), kemudian IKM kerajinan (10 persen), dan IKM sandang (6 persen).
“Dalam menjalankan fungsinya, KDMK juga didukung oleh 25 rumah kemasan yang tersebar di provinsi dan kabupaten atau kota,” imbuhnya.
Ditjen IKMA Kemenperin akan memetakan klinik kemasan dan atau rumah kemasan yang tersebar di daerah, untuk dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan kelas untuk memudahkan penyusunan program KDMK ke depan.
“Ditjen IKMA bekerja sama dengan tim tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor, untuk memetakan rencana pengembangan sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing rumah kemasan di daerah,” ujar Gati.
KDMK diharapkan akan menjadi sarana informasi bagi pelaku IKM dan rumah kemasan, yang meliputi teknologi pengemasan, mesin kemasan, bahan baku kemasan, perkembangan dan tren desain kemasan, inovasi kemasan, peraturan di bidang kemasan serta informasi event penganugerahan tentang kemasan.
Selain itu, KDMK dapat menjadi sarana pembelajaran melalui e-learning dan basis data melalui e-directory bagi IKM dan Rumah Kemasan.
“Bahkan, menjadi tempat bertemunya IKM dan rumah kemasan dengan supplier bahan baku kemasan dan teknologi kemasan, sekaligus sumber konsultasi dan bimbingan terkait kemasan dan merek,” papar Gati. (Ant)