Maryanto, Mantan Napi Terorisme Kini Berjualan Bakso Tusuk

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Maryanto (43) warga Dusun Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul sejak pagi selalu nampak sibuk menyiapkan dagangannya setiap hari.

Setelah berangkat ke pasar untuk membeli sejumlah bahan yang dibutuhkan, ia akan langsung memulai produksi dagangannya hingga lepas pukul 12.00 siang.

Di sela kesibukannya memproduksi dan menyiapkan dagangan, lelaki bertubuh besar ini tak pernah lupa mengantar dan menjemput sekolah ke dua anaknya.

Oleh sebab itulah ia pun baru akan mulai berjualan di kawasan Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta, saat hari mulai beranjak menuju sore.

“Kadang saya jualan keliling, tapi seringnya jualan mangkal di sekitar Jogja Tronik. Dalam sehari saya bisa menjual sekitar 7 kilo bakso tusuk. Alhamdulillah, berapa pun harus tetap disyukuri,” ujarnya, Kamis (15/4/2021).

Sepintas orang mungkin akan mengira Maryanto hanyalah seorang bapak dua anak yang bekerja sebagai penjual bakso tusuk pada umumnya. Namun di balik kebersahajaannya itu, Maryanto ternyata menyimpan cerita hidup kelam, namun patut diteladani.

Ya, Maryanto merupakan eks narapidana terorisme sekaligus jaringan kelompok ISIS yang sempat ditahan dan harus mendekam di tahanan. Selepas keluar dari masa hukuman, ia pun memulai hidup baru bersama keluarganya dengan bekerja sebagai penjual bakso tusuk.

Kepada Cendana News, Maryanto menceritakan pertama kali mengenal paham radikal sekitar tahun 2016 silam. Kala itu, ia yang masih bekerja sebagai debt collector berkeinginan untuk hijrah dengan mendekatkan diri pada Tuhan YME.

Sayangnya, ia justru bergabung dengan kelompok yang menganut ideologi dan pandangan tertentu. Sehingga membuatnya terjerumus pada paham radikal yang bertentangan dengan ajaran Islam, agama yang dianutnya itu sendiri.

Lihat juga...