MUI Ajak Masyarakat Makan Sahur dan Buka Puasa Secukupnya
Selain itu, laporan terbaru Economist Intelligence Unit (EIU) mengungkapkan bahwa setiap orang di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sekitar 300 kg sampah makanan. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke dua di dunia yang menghasilkan sampah makanan terbesar setelah Arab Saudi.
Head of Communication and Engagement Waste4Change, Hana Nur Auliana, menjelaskan data itu perlu menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat, karena sampah makanan dapat menghasilkan gas metan.
“Laporan EIU juga menyebutkan, bahwa gas metan 20 kali lebih berbahaya dibandingkan gas karbondioksida. Sehingga, jika kita tidak berupaya mengurangi dan mengelola sampah makanan secara bijak, maka jumlahnya akan makin meningkat dan ini akan berpengaruh pada terus memburuknya pemanasan global dan perubahan iklim di bumi ini”, jelas Hana.
Waste4Change berharap dapat terus berkolaborasi bersama seluruh lapisan masyarakat, untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA dan lingkungan. Waste4Change terus mengimplementasikan berbagai program pengelolaan sampah secara bijak, mulai dari edukasi dan riset pengelolaan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah organik dan anorganik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.
“Kita tidak bisa memungkiri, bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kegiatan memasak dan mengonsumsi makanan akan meningkat selama periode bulan Ramadan hingga Idulfitri. Karena itu, memasuki Ramadan 1442 Hijriah, kami akan terus menjalankan berbagai program edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memilah dan mengelola sampah secara bijak, khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan,” demikian Hana. (Ant)