‘Ndas Manyung’ dan ‘Mangut Asap’ Banyak Diburu di Semarang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Pembatasan jam operasional warung makan selama bulan Ramadan, khususnya pada siang hari, rupanya tidak berpengaruh pada penjualan ‘ndas manyung’ dan ‘mangut asap’. Terbukti, proses produksi tetap berjalan normal seperti hari-hari biasa.

“Selama bulan Ramadan, kita tetap produksi seperti hari biasanya. Setiap hari sekitar 4-5 kuintal ikan mangut kita olah menjadi panggang, atau ikan asap,” papar pembuat ikan asap, Muslimah, saat ditemui di sela kesibukannya di Kampung Mangut, Bandarharjo Semarang, Selasa (20/4/2021).

Pembuat ikan asap, Muslimah bersama pekerja lainnya tengah membuat ikan asap, saat ditemui di sela kesibukan mereka di Kampung Mangut, Bandarharjo Semarang, Selasa (20/4/2021). Foto: Arixc Ardana

Termasuk selama pandemi covid-19 ini, juga tidak banyak berpengaruh pada permintaan ikan asap. Produktivitas juga tidak banyak berubah, hampir sama seperti sebelum ada pandemi.

“Awalnya saja sempat turun, karena banyak warung makan yang tutup, orang juga takut keluar beraktivitas, namun sekarang sudah normal kembali,” terangnya.

Dijelaskan, hampir seluruh ikan asap yang diproduksi tersebut sudah ada yang memesan, sementara sisanya baru dijual ke masyarakat umum.

Hal serupa terjadi selama bulan Ramadan, meski banyak warung makan yang tutup saat siang hari, namun jelang waktu buka puasa, pembeli kembali datang.

“Ya jadi tidak banyak berpengaruh. Meski warung tutup siang hari, namun sorenya pasti ramai lagi, yang beli juga tetap ada. Pasar juga tetap buka, pembeli juga tetap datang ke pasar untuk membeli kebutuhan mereka, termasuk mangut atau kepala manyung,” tandasnya.

Lihat juga...