Panpel Olimpiade Tokyo Butuh 500 Perawat

Seorang perempuan dengan masker di wajahnya berjalan di depan jam penghitung mundur 100 hari menjelang Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Rabu (14/4/2021) - foto Ant

JAKARTA Panitia Penyelenggara (Panpel) Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, sedang berupaya mengamankan keberadaan 500 orang perawat , untuk membantu memberikan perawatan medis selama pesta olahraga empat tahunan itu berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus.

Rencana tersebut menjadi tantangan besar bagi panitia penyelenggara, mengingat sistem medis di Jepang sedang menghadapi tekanan, akibat lonjakan kasus COVID-19. Meski demikian, permintaan tersebut sudah diajukan kepada Asosiasi Perawat Jepang.

CEO Olimpiade 2020 Tokyo, Toshiro Muto mengatakan, rencana menyiapkan 500 perawat itu muncul, dengan asumsi awal tidak akan berdampak negatif terhadap sistem medis lokal. Muto mengatakan, rencana tersebut masih didiskusikan.

Ia menekanan, akan berusaha untuk mencari cara terbaik, agar bisa mengamankan banyak sumber daya perawat. “Salah satu asumsi utama (mendatangkan perawat) adalah, anda tidak boleh merusak pelayanan di tingkat lokal, dengan menarik para perawat ini, dan saya telah menjelaskan hal ini dengan sangat jelas,” kata Muto, Senin (26/4/2021).

Rencana tersebut lagi-lagi mengundang amarah publik, di mana tagar, permintaan 500 perawat, menjadi salah satu perbincangan populer di Twitter di Jepang pada Senin (26/4/2021). Banyak pengguna melontarkan komentar pedas mengenai rencana tersebut. “Ini bukan lelucon, orang akan mati karena Olimpiade,” tulis seorang pengguna.

“Apakah Anda ingin membunuh pekerja medis garis depan?” tulis yang lain.

Dengan waktu kurang dari tiga bulan, menuju upacara pembukaan Olimpiade, otoritas Jepang hingga kini masih berjuang menekan laju infeksi COVID-19 di negaranya. Gelombang baru pandemi yang didorong oleh penyebaran varian virus yang lebih menular, memaksa Perdana Menteri, Yoshihide Suga, harus menerapkan status darurat COVID-19 yang ketiga kalinya mulai 25 April hingga 11 Mei. Status darurat tersebut berlaku di Tokyo dan tiga daerah lainnya, yakni Kyoto, Osaka dan Hyogo. (Ant)

Lihat juga...