Pasca-Banjir Bandang NTT, Perlu Galakkan Penghijauan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Banjir bandang yang melanda beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Nusa TenggaraTimur (NTT) Minggu (4/4/2021) mengingatkan akan pentingnya menjaga kawasan hutan sebagai penyerap air guna mencegah terjadinya banjir dan longsor.
“Kita perlu melakukan penghijaun di daerah hulu di kawasan hutan dan di sekitar kebun milik warga yang berada di lereng gunung,” sebut Carolus Winfridus Keupung, mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), NTT, saat dihubungi, Rabu (28/4/2021).

Win sapaannya menyebutkan, hutan juga berfungsi untuk mencegah erosi dan saat ini banyak kawasan hutan di beberapa kabupaten di NTT yang telah rusak akibat aksi penebangan liar, pembukaan lahan pertanian serta tambang.
Ia sebutkan, kerusakan hutan mengakibatkan seringnya terjadi banjir bandang karena tidak adanya pohon yang akarnya berfungsi sebagai penahan air agar tidak langsung mengalir ke wilayah dataran rendah.
“Terjadinya banjir bandang di beberapa wilayah kabupaten di NTT harusnya menyadarkan pemerintah daerah dan masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan hutan sebagai penyerap air,” ungkapnya.
Win mengimbau agar pemerintah daerah di NTT untuk segera melakukan aksi penanaman pohon secara besar-besaran di kawasan hutan dan mengembalikan fungsi hutan yang telah rusak.
Dirinya juga mengimbau agar pemerintah memberikan penyadaran kepada masyarakat agar jangan membuka kawasan hutan untuk dijadikan lahan pertanian, apalagi di lereng gunung dan daerah kemiringan.