Pasien Covid-19 Disarankan Rehat Dulu Berolahraga, Ini Alasannya

JAKARTA — Pasien COVID-19 tak bergejala atau bergejala ringan saat ini tidak disarankan dulu berolahraga, menurut dokter spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Andhika Raspati.

Merujuk pada literatur salah satunya dalam British Journal of Sport Medicine, melakukan latihan fisik termasuk berolahraga pada pasien COVID-19 berpotensi cedera jantung termasuk miokarditis. Hal ini penting, karena berolahraga dengan miokarditis berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.

“Menurut literatur, semakin banyak pakar kesehatan yang menganjurkan saat orang positif COVID-19 meskipun dia tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan, rest dulu karena ada satu ancaman yaitu miokarditis,” kata Andhika yang juga dokter KONI DKI Jaya itu dalam sebuah diskusi secara daring, ditulis Rabu (21/4/2021).

Menurut dia, untuk tetap aktif, pasien bisa melakukan latihan peregangan atau pernapasan. Sebaliknya, dia sementara waktu tidak perlu melakukan latihan kardio, jogging santai, berlari di atas treadmill walau dengan kecepatan lambat karena dikhawatirkan bila ada miokarditis maka akan semakin berat.

Setelah selesai masa isolasi mandiri selama sekitar dua pekan pasien baru bisa perlahan melakukan latihan, namun sebatas berjalan kaki selama 10 menit sebagai upaya test drive di pekan pertama.

Sembari bergerak, cobalah evaluasi apakah ada gejala seperti sesak napas, nyeri dada atau pusing. Bila gejala ini dialami, maka pertanda tubuh belum siap.

Sebaliknya, apabila tak ada gejala, penyintas COVID-19 bisa perlahan meningkatkan durasi latihan menjadi 10 menit, 15 menit hingga 20 menit. Tingkatkan kecepatakan perlahan, dari jalan pelan menjadi jogging santai dan diharapkan lambat laun latihan akan kembali seperti semula baik dari sisi durasi dan kecepatannya.

Lihat juga...