Pemda Jabar Maksimalkan Pengembangan Program Petani Milenial

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Gubernur menilai sektor perikanan memiliki prospek bisnis menguntungkan.

“Kelebihan sektor perikanan ini faktor pengali. Apabila mengurus dua hingga tiga bioflok, tiga kali seratus ribu saja, bisa lumayan. Nah itu kalau sukses,” ujarnya.

Sedangkan untuk biaya permodalan sudah lancar diberikan oleh Bank BJB kepada para petani milenial dengan sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Tadi juga permodalan sudah lancar diberikan oleh BJB. Kepada yang belum kita ubah nanti polanya kredit dari bank ke Agro Jabar, dan nanti mereka yang membina. Jadi semua pasti kebagian,” ucap Ridwan Kamil.

Ia menjelaskan, salah satu kelebihan program Petani Milenial yaitu dengan sistem pembelian di awal oleh off taker. Nantinya para petani menanam, beternak, dan menambak menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

“Kita tidak mau mendengar ada cerita produk tidak terjual, maka kunci pembeliannya di awal bukan di akhir. Pasar butuh berapa jenis apa, baru kita tanam, kita ternak, kita tambak. Bukan lagi polanya kita beternak dulu, baru cari pembeli,” sebutnya.

“Nah itulah tugas dari Agro Jabar. Selain dirinya membeli, mereka juga menjadi koordinator dari pembeli-pembeli pangan di Jabar,” tambahnya.

Kategori peserta PIM ada dua yaitu Peserta PIM Intensif dan Peserta PIM Mandiri, dibedakan berdasarkan lokasi budi daya.

Untuk PIM Intensif, budi daya bertempat di aset milik Pemda Prov Jabar. Seperti yang sudah terpakai saat ini, lahan milik Dinas Kelautan dan Perikanan dikelola 33 orang tersebar di beberapa tempat.

Yakni di PSDKP WS Ciherang – Cianjur untuk komoditas iklan nila dikelola 10 orang. Satpel Wanayasa CDKP WU – Purwakarta ikan nila oleh lima orang.

Lihat juga...