Pemerintah Harus Menggalakkan Ekspor Produk UMKM
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pemerintah harus mendorong penuh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bisa menembus pasar ekspor dengan memberikan kemudahan berbagai kebijakan.
Vice President PT Sucofindo (Persero), Soleh Rusyadi Maryam, mengatakan, untuk menjaga kinerja neraca perdagangan Indonesia, pemerintah harus mampu mengendalikan barang impor dan terus menggalakkan ekspor produk UMKM.
“Nilai ekspor produk UMKM Indonesia 2020, mencapai angka terendah sejak tahun 2017. Dan surplus yang dicatat sebesar US$21,737 miliar, merupakan yang tertinggi sejak 2015,” ujar Soleh, pada diskusi online tentang UMKM Tembus Pasar Ekspor di Jakarta yang diikuti Cendana News, Selasa (27/4/2021).
Surplus tersebut menurutnya, bukan karena adanya lonjakan ekspor. Tetapi karena nilai impor tahun 2020 sebesar US$141,568 miliar merupakan yang terendah sejak 2017.
Menurutnya, ada lima produk yang mengalami pertumbuhan impor tertinggi selama 2016-2020. Di antaranya, bahan tambang, perhiasan, produk kimia, buah-buahan, dan produk-produk susu (dairy product).
Kembali Soleh mengingatkan pemerintah perlu mendorong pelaku UMKM untuk fokus meningkatkan kualitas produksi agar bisa masuk ke pasar ekspor.
Menurutnya, ada beberapa produk UMKM yang bisa dikembangkan untuk masuk pasar ekspor. Di antaranya, pangan olahan, hasil perkebunan, olahan hasil hutan, furnitur, kerajinan, hasil tenun rakyat, garmen, perhiasan, asesoris garmen, dan alas kaki.
“Semua produk UMKM tersebut terbukti memiliki pasar luar, dan kontribusinya selama ini terhadap ekspor Indonesia cukup besar. Ini harus terus didorong,” tandasnya.
Dikatakan dia, ada 20 negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor produk UMKM Indonesia tersebut. Yakni negara Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Cina, Singapura, Korea Selatan, Belanda, Jerman, Australia, Hong Kong, Italia, dan Spanyol.