Proses Panjang Kolang Kaling Berbuah Kesegaran Minuman Berbuka

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Saat berbuka puasa Ramadan, sajian minuman, makanan berbahan kolang kaling kerap ditemukan. Berasal dari buah pohon aren atau Arenga pinnata yang kenyal, bening dan segar ini kerap disajikan sebagai alternatif campuran es buah, kolak dan varian menu berbuka.

Kuwadi warga Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebutkan, kolang kaling segar berwarna bening dihasilkan melalui proses panen, perebusan hingga pengupasan.

Ia harus memanen buah aren dari pohon dengan sengget, selanjutnya direbus atau alternatif lain dibakar memakai kayu. Tujuannya menghilangkan getah yang bisa menyebabkan gatal pada kulit. Perebusan sekaligus memudahkan pengupasan kulit.

Setelah direbus, dibakar Kuwadi dan beberapa rekan mengupas kulit aren. Cangkang yang terkelupas menghasilkan bagian biji aren muda lalu direbus ulang agar matang. Selanjutnya direndam dalam air menghilangkan zat getah sekaligus agar kolang kaling mengembang.

“Perendaman bisa memakan waktu dua hari baru ditiriskan lalu kolang kaling bisa didistribusikan ke pengecer dengan penjualan kemasan memakai baskom, plastik berisi air, agar tetap terjaga kesegarannya dan hindari buah basi,” terang Kuwadi saat ditemui Cendana News, Sabtu (17/4/2021).

Butuh waktu minimal dua hari dari buah aren menjadi kolang kaling siap saji. Buah yang banyak bahkan kerap butuh waktu pengolahan hingga lima hari. Ia bisa menghasilkan sebanyak 200 kilogram lebih. Dijual dengan harga Rp10.000 perkilogram ia masih bisa mendapat omzet jutaan rupiah.

Dibantu Nursanti salah satu pekerja, buah itu direndam pada air mengalir. Lokasi pembuatan dekat sungai memudahkan perendaman. Saat proses perendaman agar tidak mudah basi air selalu diganti.

Lihat juga...