Siti Hajar, Ibu Nabiullah Ismail Alaihissalam

OLEH: HASANUDDIN

SITI HAJAR, mulai terlibat dalam kehidupan Ibrahim pertama kali ketika Ibrahim, Sarah dan Luth (beserta rombongan yang menyertainya) hendak meninggalkan Mesir. Ketika itu Raja Mesir memberi Sarah hadiah ganti rugi, karena telah mempermalukannya. Kisah selama Ibrahim di Mesir —yang lamanya diperkirakan lima tahun— perlu sedikit memberikan informasi sekadarnya, karena bagaimanapun Hajar bertemu Ibrahim  di Mesir.

Ibrahim sampai di Mesir diperkirakan pada tahun 2089 atau 2088 sebelum Masehi, dan ketika itu diperkirakan usia Ibrahim ada 77 atau 78 tahun.

Dinasti Raja Mesir yang berkuasa, jika diurutkan dari dinasti Aha, yang kemungkinan diidentifikasi sebagai Menes (raja ke-1 dari dinasti ke 1 Mesir), maka Ibrahim diperkirakan tiba di Mesir antara dinasti ke-4 (dalam perhitungan kronologi baru), dan atau dinasti ke-9 (dalam perhitungan kronologi tradisional).

Raja-raja Mesir kala itu bergelar Horus, diidentifikasi sebagai salah nama dewa langit dalam tradisi kepercayaan polytheisme di Mesir kala itu. Pada masa Ibrahim tiba di Mesir, gelar Horus pada dinasti ke-4 ini ditambahkan gelar kebangsawanan sebagai “anak Ra”, yakni anak dari Dewa Matahari, atau di kalangan Mesir disebut “dewa yang sempurna”. Raja di satu sisi bergelar Horus, namun ia hanya akan sempurna jika telah meninggal dan menjelma menjadi Osiris.

Ibrahim ke negeri Mesir, meninggalkan Negeb, saat bencana kelaparan melanda kawasan Negeb, Hebron dan sekitarnya. Meskipun hanya tinggal selama kurang lebih lima tahun, namun Ibrahim, Sarah dan Luth mampu meraih kesejahteraan ekonomi yang memadai sebelum meninggalkan Mesir. Juga sempat menjalankan dakwah, mengajarkan tauhid selama berada di Mesir. Yang mungkin dengan alasan itu, Raja Mesir mengusir Ibrahim dari negeri itu secara baik-baik, termasuk memberikan banyak hadiah bagi Sarah. Salah satu di antara hadiah itu, adalah seorang pelayan pribadi (budak) bernama Siti Hajar.

Lihat juga...