Sumba Timur NTT Berada di Pertemuan “Outlet”‘ DAS Sehingga Rawan Banjir

JAKARTA — Badan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan bencana banjir yang melanda Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/4), diperkirakan terjadi karena wilayah itu menjadi pertemuan titik tuang (outlet) dari daerah aliran aungai (DAS) sehingga rawan banjir.

“Wilayah seperti ini rawan diterjang banjir dan banjir bandang jika terkena limpasan air saat intensitas hujannya ekstrem,” kata Koordinator Informasi Geospasial Tematik Kebencanaan (BIG), Ferrari Pinem, melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan simpulan tersebut setelah BIG melakukan kajian geomorfologis terhadap wilayah Kabupaten Sumba Timur yang terdampak siklon tropis Seroja.

Berdasarkan kajian, kata dia, lokasi terdampak banjir bandang yang ada di Pulau Sumba berada pada cekungan dataran banjir yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan.

Dataran banjir ini terbentuk pada lembah di antara pegunungan berbatuan vulkanik di sebelah utara dan perbukitan berbatuan sedimen di sebelah selatannya.

“Material yang terendapkan pada lembah ini berasal dari proses pengikisan material lereng pegunungan di sekelilingnya,” katanya.

Proses sedimentasi, kata dia, membuat material alluvium, lempung, serta berbagai batuan yang berasal dari lereng kaki bukit menjadi mengendap.

“Pegunungan vulkanik di sebelah utara wilayah terdampak memiliki material dari Gunung Silo (GSO) dengan batuan berupa andesit, basalt, diorite, dan abbro,” katanya.

Ia mengatakan pegunungan tersebut sudah menampakkan proses pengikisan, hal ini terlihat dari banyaknya DAS kecil yang terbentuk di lereng sebelah selatan yang langsung menghadap lembah.

Lihat juga...