Tingginya Angka Kematian Ibu Jadi PR Besar di Gorontalo Utara

“Jangan pula takut dites Covid-19, baik di ‘rapid’ (tes cepat) maupun ‘swab’ (tes usap), sebab kondisi ibu hamil memang perlu dipastikan benar-benar sehat dan bebas virus,” katanya.

Angka kematian ibu pada 2021 hingga Maret telah menembus lima kasus, dengan sebaran di empat puskesmas, yaitu masing-masing satu kasus di Puskesmas Tolinggula, Puskesmas Dambalo Kecamatan Tomilito, Puskesmas Molingkapoto Kecamatan Kwandang, dan dua kasus di Puskesmas Sumalata.

Tingginya AKI di daerah ini memerlukan kerja bersama seluruh sektor dalam penanganannya, mengingat baru awal tahun sudah ada lima kasus. Penanganan AKI harus menjadi urusan wajib dan prioritas.

“Saya tidak dapat membayangkan, bagaimana hingga Desember nanti,” katanya.

Ia menyebut, peran besar seorang ibu dalam merawat, membesarkan, dan mengurus anak dengan baik sehingga kesehatan dan keselamatannya harus dijamin.

Maya yang bidan senior yang dikenal luas di daerah itu karena menolong ribuan persalinan, menyebut sebelumnya AKI pada 2019 berada pada angka 300 per 100 ribu kelahiran hidup.

Pihaknya menduga, pandemi Covid-19 turut andil membuat AKI naik signifikan pada 2020. Pasalnya, banyak ibu hamil enggan memeriksakan kandungan di fasilitas kesehatan yang disiapkan, karena takut dites cepat, bahkan tes usap.

Diduga banyak yang memilih tidak memeriksakan kandungan secara rutin, bahkan nekat melakukan persalinan di rumah ataupun jika melahirkan di puskesmas dan rumah sakit, banyak yang memilih cepat pulang ke rumah.

Baru satu hari dirawat sudah memaksa pulang, padahal minimal ibu yang baru melakukan persalinan harus beristirahat total dan mendapatkan pengawasan kesehatan selama tiga hari.

Lihat juga...