Upaya Peremajaan Pohon Kelapa di Lamsel, Minim

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Tingginya kebutuhan buah kelapa di Lampung Selatan, selama ini belum diimbangi dengan upaya peremajaan pohon. Berbagai kendala seperti keterbatasan lahan dan lamanya masa panen kelapa, membuat sebagian petani bahkan mengganti pohon kelapa dengan komoditas lain yang cepat panen. Namun  sebagian petani lainnya masih melakukan penanaman kelapa yang cepat panen, seperti kelapa hibrida.

Ahmat, petani dan pengepul kelapa muda mengaku memanen kelapa dari tanaman berusia lebih dari delapan tahun. Petani di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan itu menanam jenis kelapa hibrida. Kultivar kelapa hibrida memiliki ciri fisik batang pendek dan cepat berbuah.

Menurut Ahmat, kultivar kelapa hibrida dibudidayakan untuk dimanfaatkan bagian bunga dan buah. Tanaman yang biasa dipanennya untuk kelapa muda, merupakan generasi pertama. Warisan sang ayah yang dipertahankan sebagian telah ditebang. Ia pun memilih melakukan peremajaan tanaman kelapa dengan kultivar genjah. Regenerasi tanaman atau peremajaan jarang dilakukan petani.

Ahmat, pentani dan pengepul buah kelapa muda di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Senin (5/4/2021). -Foto: Henk Widi

“Peremajaan kelapa kerap terkendala lahan. Sebab, sebagian lahan tanaman kelapa oleh petani dimanfaatkan untuk menanam jagung. Sedangkan pohon kelapa dianggap sebagai naungan kerap dikurangi dengan cara ditebang. Kebutuhan bahan bangunan juga menjadi pemicu berkurangnya tanaman kelapa. Tanaman kelapa yang tersisa merupakan pembatas kebun bersama tanaman pisang,” kata Ahmat, saat ditemui Cendana News, Senin (5/4/2021).

Lihat juga...