Bagan Apung, Sarana Tangkap Potensial Ikan Asin

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sarana tangkap ikan di perairan Teluk Lampung dengan bagan apung masih jadi salah satu penghasil bahan baku ikan asin kering.

Subarkah, salah satu pemilik bagan apung menyebut fasilitas tersebut menjadi sumber mencari ikan. Bagan apung dibuat memakai bambu apus, tali, kayu, pelampung ban. Sebagian bagan apung ditempatkan pada perairan dengan jangkar agar tidak terbawa arus.

Bagan apung sebut Subarkah dilengkapi dengan lampu tenaga diesel, jaring pengangkat ikan. Rumah beratapkan asbes menjadi tempat untuk menunggu bagan apung.

Proses pembuatan bagan apung dibuat selama dua hingga lima bulan dengan modal hingga puluhan juta. Bermodalkan sekitar Rp70 juta ia bisa membuat bagan sederhana untuk penangkapan ikan laut.

Memiliki bagan apung sebut Subarkah, jadi alat pencari ikan warga Kelurahan Kota Karang, Telukbetung Barat, Bandarlampung di pulau Pasaran.

Pulau seluas kurang lebih 12 hektare berpenduduk sekitar 240 kepala keluarga itu didominasi warga berprofesi sebagai nelayan tangkap. Selain bagan apung, nelayan lain menggunakan perahu jenis kasko, bagan congkel. Hasil tangkapan ikan dengan perahu dominan ikan perairan dalam (demersal).

“Penggunaan sarana bagan apung bisa digunakan untuk mendapatkan ikan permukaan atau ikan pelagis yang bergerombol jenis teri, pepetek, baji baji hingga ikan bahan sarden serta jenis cumi cumi sesuai musim pergerakan arus laut,” terang Subarkah saat ditemui Cendana News, Senin (3/5/2021).

Subarkah bilang sebagian nelayan membuat jermal atau rumah terapung. Rumah terapung jadi lokasi penyortiran ikan hasil tangkapan, selanjutnya ikan dikirim ke lokasi perebusan.

Lihat juga...