BMKG: Gempa di Luar Zona Subduksi Dapat Memicu Tsunami

JAKARTA — Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa di luar zona subduksi (zona outer rise) juga dapat memicu terjadinya tsunami.

“Sumber gempa outer rise memang kalah populer jika dibandingkan dengan zona sumber gempa megathrust. Meskipun kurang populer, sumber gempa ini tidak kalah berbahaya karena dapat memicu terjadinya tsunami, karena sumber gempa ini berada di dasar laut, sehingga patut diwaspadai,” kata Daryono di Jakarta, Sabtu (15/5/2021).

Sebelumnya terjadi Gempa Nias dengan magnitudo 6,7 pada Jumat (14/5) yang berpusat pada sumber gempa di luar zona subduksi atau yang populer di kalangan para ahli disebut sebagai zona outer rise.

Gempa dahsyat yang memicu tsunami umumnya disebabkan oleh adanya deformasi batuan pada sistem subduksi dangkal, tepatnya di bidang kontak antar lempeng (zona megathrust).

Di zona ini energi elastik dapat terakumulasi maksimum akibat adanya pertemuan atau tumbukan antar lempeng yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba saat terjadi gempa.

Gaya tektonik yang bekerja pada sumber gempa di luar zona subduksi ini bukan kompresional atau menekan, tapi gaya ektensional atau tarikan, karena outer rise merupakan zona bending (regangan) pada slab lempeng yang membengkok sebelum kemudian menujam ke bawah lempeng lain.

Gempa-gempa di zona outer rise ini memiliki mekanisme sumber sesar turun (normal fault) yang menguatkan dan menjadi bukti bahwa gempa yang terjadi memang bersumber di zona deformasi akibat adanya gaya tarikan atau regangan yang selama ini terakumulasi maksimum.

Lihat juga...