Ciptakan Produk Olahan, Tingkatkan Nilai Jual Singkong

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Subianto, petani singkong di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan menyebut, membuat kerupuk opak. Jenis kerupuk opak diolah melalui proses pemarutan, pencetakan dan pengeringan.

Bahan opak yang telah dikeringkan tersebut menjadi cara mengawetkan produk olahan singkong. Kerupuk opak akan dijual olehnya mulai harga Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram.

Olahan singkong menjadi kerupuk opak sebut Subianto bisa awet. Masa simpan opak yang telah dikeringkan bisa mencapai setahun.

Setelah proses pengeringan kerupuk opak bisa disimpan dalam wadah kedap udara. Kerupuk opak sebutnya menjadi kuliner olahan kerupuk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

“Selain harga tinggi pengolahan menjadi produk lain bisa mengawetkan untuk disimpan sebagai cadangan bahan pangan,” bebernya.

Pengolah singkong, Sriyatun di Desa Pasuruan menyebut singkong bisa awet. Cara yang dilakukan untuk mengawetkan dengan merebus, mengiris tipis hingga menjadi kerupuk manggleng.

Singkong yang telah direbus lalu diiris selanjutnya dikeringkan oleh Sriyatun, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menjadi mannggleng yang bisa dijadikan bahan makanan, Senin (3/5/2021) – Foto: Henk Widi

Usai dikeringkan manggleng bisa digoreng menjadi camilan. Ia bisa menjual per kilogram manggleng kering Rp15.000. Hasil olahan singkong dalam bentuk mangleng akan bisa jadi peluang penyimpanan makanan kering.

Manggleng yang telah diiris tipis bisa dikeringkan dalam waktu lima hari. Agar olahan produk pertanian singkong lebih gurih ia akan memberikan penambah rasa. Tambahan perasa makanan bisa dilakukan saat proses penggorengan. Rasa yang kerap disertakan berupa sambal balado, cokelat dan gurih.

Lihat juga...