Harga Naik, Permintaan Kedelai Impor di Kudus Malah Melonjak

Ilustrasi Kedelai impor- foto Ant

KUDUS – Permintaan kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pasca-Lebaran 2021 justru mengalami lonjakan, meskipun harga jual komoditas impor tersebut kembali naik. Jika sebelumnya kedelai impor dijual Rp10.000 per-kilogram, kali ini dijual Rp10.750 perkilogram.

Adanya lonjakan permintaan kedelai impor, karena para perajin tahu dan tempe memang memanfaatkan momen syawalan untuk meningkatkan produksinya, karena kebiasaan masyarakat membuat aneka masakan untuk perayaan kupatan,” kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus, Amar Ma’ruf, Rabu (19/5/2021).

Hal itu bisa dilihat dari jumlah permintaan kedelai impor, yang mencapai 30 ton dalam sehari. Sedangkan sebelumnya, permintaan hanya dikisaran 15 hingga 20 ton per-hari. Meskipun permintaan mengalami lonjakan, perajin tahu maupun tempe tidak menikmati keuntungan yang besar. Hal itu dikarenakan, harga jual kedelainya sudah mengalami kenaikan. Sedangkan untuk menaikkan harga jual produk yang dihasilkan, perajin juga tidak berani melakukan.

Untuk bisa menaikkan harga jual tahu dan tempe di pasaran tidak mudah, karena harus melihat respons pasar.”Apalagi, daya beli masyarakat saat ini dinilai kian menurun,” tandasnya.

Harga kedelai impor normalnya berkisar Rp6.500/kg, kemudian secara bertahap naik hingga menjadi Rp9.800/kg pada pertengahan Februari 2021. Kemudian di awal Mei 2021 sudah naik menjadi Rp10.000/kg. Dan memasuki Lebaran, harganya naik lagi menjadi Rp10.500. Dan saat ini naik lagi menjadi Rp10.750/kg.

Adapun penyebab kenaikan harga di antaranya, karena adanya kenaikan indeks perdagangan dan keterlambatan masa panen dari negara asal, yakni Amerika. Untuk stok kedelai tersedia aman, karena kebutuhan berapapun masih bisa dipenuhi. Sedangkan stok yang tersedia di gudang hanya 35 ton.

Lihat juga...