Ini Cara Kampung Pelangi Bertahan di Tengah Pembatasan Wisatawan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Kampung Pelangi menjadi salah satu obyek wisata di Kota Semarang, yang sempat viral dan dikunjungi ribuan wisatawan pada awal kemunculannya, 2017 lalu. Namun seiring dengan adanya pandemi covid-19 pada awal tahun 2020, hingga pembatasan wisatawan, obyek wisata tersebut seakan mati suri.

“Kampung Pelangi ini ada, diawali dari proses revitalisasi Pasar Bunga Kalisari yang ada di depannya. Melihat kondisi pasar yang sudah tertata, namun kok kampung di belakangnya masih terkesan kumuh, kemudian kita lakukan perbaikan juga,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari, saat dihubungi di Semarang, Minggu (30/5/2021).

Sebelumnya, wilayah tersebut dikenal dengan Kampung Gunung Brintik yang relatif kumuh. Melihat hal tersebut, kemudian diinisiasi pengecatan dinding rumah warga dengan warna-warna cerah bak pelangi dan dilengkapi hiasan mural serta lukisan tiga dimensi.

Sesuai dengan perubahan tersebut, akhirnya kampung ini diresmikan menjadi Kampung Pelangi pada 18 Mei 2017.

Sementara, Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Pelangi, Slamet Widodo, menuturkan warga di Kampung Pelangi yang kreatif bergotong-royong mengubah tempat tinggalnya menjadi lebih enak dipandang.

Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Pelangi, Slamet Widodo, saat ditemui di lokasi wisata tersebut, Semarang, Minggu (30/5/2021). Foto: Arixc Ardana

“Waktu itu, ada sekitar 300 rumah yang dicat ulang sehingga kampung ini begitu penuh warna jika dilihat dari kejauhan, sehingga dikenal sebagai Kampung Pelangi. Wisatawan pun banyak yang datang, namun semenjak adanya pandemi, pada awal tahun 2020 Kampung Pelangi resmi ditutup sementara untuk kedatangan wisatawan baik lokal maupun luar kota,” terangnya.

Lihat juga...