Kak Seto: 13 Persen Anak Depresi Akibat Belajar Daring
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Praktisi keluarga dan anak, Seto Mulyadi mengatakan, adanya pandemi Covid-19 yang memunculkan kebiasaan baru, salah satunya belajar siswa secara daring, sangat tidak efektif. Karena banyak terjadi kemunduran bukan hanya di bidang pelajarannya saja. Tapi juga di bidang pendidikan akhlak, mental, moral dan sebagainya.
Bahkan kata dia, data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat sebanyak 13 persen anak-anak Indonesia yang depresi akibat proses pembelajaran daring.
“Ada 13 persen anak Indonesia depresi gara-gara belajar daring. 13 persen ini dari 80 juta anak yang sekolah, itu kan cukup tinggi,” ujar Kak Seto, kepada Cendana News saat dihubungi Kamis (20/5/2021).
Di tengah pandemi ini menurutnya, proses belajar anak harus merdeka tidak boleh ada tekanan. Belajar daring jangan sampai menjadi beban, tapi harus membangkitkan dan menumbuhkan rasa percaya diri anak.
Suasana belajar jangan terlalu kaku dengan target akademik, kurikulum dan sebagainya. Karena di seluruh dunia juga pendidikan mengalami masalah terdampak Covid-19.Sehingga yang terpenting kata Kak Seto, adalah perbaiki kesehatan mental anak, selain juga menjaga kesehatan tubuhnya
“Jangan ada tekanan. Mungkin akhir tahun ajaran dinyatakan semua anak naik kelas. Nanti kalau sudah relatif aman dari pandemi, kan bisa dikejar akademiknya. Jadi, jangan sampai anak jadi depresi, yang kemudian jadi pelaku kriminal. Kan berbahaya sekali,” ungkap pria lulusan Fakultas Psikolog Universitas Indonesia (UI).
Dikatakan dia, jika kemudian banyak orangtua mengeluhkan dengan belajar daring ini menjadikan anak kecanduan main gadget. Yakni anak-anak bukan menggunakan gadget untuk belajar, tapi untuk main game hingga lupa waktu.