Konsumsi Makanan Mengandung Santan Terlalu Banyak, Ini Risikonya

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Masa Lebaran selalu identik dengan makanan bersantan. Sebut saja, ketupat dimakan bersama sayurnya yang mengandung santan. Lauknya, opor ayam, gulai ayam, rendang hingga tongseng, semuanya menggunakan santan, yang hakikatnya adalah lemak jenuh. Yang pastinya berdampak buruk pada kesehatan.

Konsultan kesehatan Universitas Indonesia dr. Alberta Jesslyn Gunardi menyatakan konsumsi makanan bersantan yang hanya boleh antara satu atau dua porsi dalam rentang waktu satu minggu.

“Kalau terlalu banyak akan berbahaya. Karena dalam 240 gram santan itu mengandung 554 kalori energi, 5 gram protein, 13 gram karbohidrat, 5 gram serat dan 51 gram lemak jenuh,” kata dr. Jesslyn, saat dihubungi, Jumat (14/5/2021).

Konsultan kesehatan Universitas Indonesia dr. Alberta Jesslyn Gunardi, saat dihubungi, Jumat (14/5/2021). -Foto Ranny Supusepa

Mengonsumsi lemak, terutama lemak jenuh berpotensi untuk meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah. Jantung koroner, tekanan darah tinggi, serangan jantung hingga stroke.

“Ini dapat terjadi, karena lemak jenuh yang masuk dalam tubuh akan meningkatkan kolesterol jahat atau LDL (Low Density Lipoproteins),” urainya.

Selain itu, mengonsumsi santan juga berpotensi meningkatkan produksi gas dan membuat lambung terasa penuh.

“Masuknya santan ke dalam lambung akan membuat lambung sulit mencerna makanan lainnya. Sehingga akan menimbulkan rasa nyeri di lambung dan memicu peningkatan asam lambung,” urainya lebih lanjut.

Tak hanya itu, keluhan diare juga terkadang muncul akibat mengkonsumsi santan secara berlebih.

Lihat juga...