Lansia di Atas 60 Tahun Jangan Sampai Renta

Ilustrasi (Pixabay)-Ant

JAKARTA – Kerentaan atau frailty menjadi salah satu masalah kesehatan yang menganggu para lansia untuk bisa hidup berkualitas baik, termasuk di masa pandemi Covid-19 saat ini. Karena itu, para pakar kesehatan mengingatkan kepada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun jangan sampai menjadi renta, walau mengalami penurunan fungsi  akibat penuaan.

Lansia yang renta di Indonesia, merujuk penelitian dari Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) pada 2019 berjumlah sekitar 24 persen, dan angka ini meningkat menjadi 34 persen setahun kemudian.

Temuan lain studi juga menunjukkan, 70 persen lansia bahkan sudah masuk dalam kategori pra-renta atau kondisi yang akan menjadi renta. Akibatnya, skor kemandirian lansia menjadi tak bagus dan ketergantungan pada orang lain tinggi, yakni 38 persen.

Penelitian lain yang dipublikasikan pada 2021 menemukan 1 dari 5 lansia mengalami kerentaan atau 18,17 persen dan 66,20 persen masuk kategori pra-renta.

Menurut studi, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi ini, antara lain depresi dan risiko malnutrisi, riwayat jatuh sebelumnya dan rawat inap dalam 12 bulan sebelumnya, serta poli farmasi atau kebanyakan obat.

Tak hanya itu, secara umum faktor seperti umur, status fungsional atau kemandirian dan status gizi turut berpengaruh pada kerentaan.

“Inilah masalah utama pada lansia di Indonesia,” tutur dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Lazuardhi Dwipa dalam konferensi pers daring bertepatan dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-25 pada Sabtu (29/5).

Dia mengatakan, kerentaan membuat lansia tak bisa mandiri dan tergantung pada orang lain. Kondisi ini juga meningkatkan kerentanan mereka terhadap suatu penyakit dan berujung menyebabkan kualitas hidup buruk.

Lihat juga...