Lansia di Atas 60 Tahun Jangan Sampai Renta

Ilustrasi (Pixabay)-Ant

Kerentaan dan sarkopenia tak boleh dibiarkan karena bila penyandangnya jatuh, apalagi ditambah ostreporosis, bisa mengarah pada patah panggul. Akibatnya, dia bisa mengalami imobilitasi atau hanya bisa terbaring dan berisiko terkena infeksi serta kecacatan menetap.

“Jadi kalau dimaklumi, tidak dideteksi awal dan diobati, akhirnya seperti ini. Padahal, sarkopenia dan kerentaan bisa dicegah dan diobati,” kata Lazuardhi.

Lebih lanjut, di era pandemi saat ini kondisi renta juga bisa membuat lansia berisiko terkena Covid-19 dan menghalangi mereka mendapatkan vaksin, walaupun menjadi prioritas untuk divaksin.

Lazuardhi mengatakan, seorang lansia yang renta harus menunda divaksin, sembari memperbaiki kondisinya sehingga performa fisik, kemudian resistensi dan status gizinya membaik.

Tatalaksana yang bisa mereka jalani dibantu tenaga kesehatan, antara lain pemberian gizi yang baik, kemudian olahraga untuk penguatan otot, stamina, kelenturan dan pencegahan jatuh, lalu pemberian vitamin D sesuai kebutuhan tubuh, mengelola penyakit menahunnya dan menghindari efek buruk banyaknya obat atau poli farmasi.

Pentingnya Perilaku Sehat Bagi Lansia
Seiring penurunan fungsi tubuh dan kondisi fisiknya, lansia juga biasanya memiliki setidaknya 5-10 jenis masalah kesehatan, seperti pneumonia, hipertensi, diabetes, stroke, katarak, hingga penurunan massa otot.

Ada juga yang mengalami gangguan psikologis, seperti demensia, depresi dan penurunan kapasitas fungsional, sehingga membutuhkan pendamping atau (caregiver).

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, dalam sebuah acara kesehatan yang digelar daring pada Sabtu (29/5), mengatakan, terkait kondisinya ini, perilaku sehat seperti mengonsumsi nutrisi harian yang seimbang, rutin berolahraga, cukup istirahat serta tidak merokok penting mereka terapkan.

Lihat juga...