Menkes Luruskan Simpang Siur terkait Indikator Risiko
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Simpang siurnya berita terkait indikator yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, ditanggapi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyatakan bahwa kategorisasi dalam penilaian situasi provinsi yang disampaikan beberapa waktu lalu adalah merupakan indikator risiko berdasarkan pedoman WHO sebagai bagian analisa internal kementerian.
“Hal ini menjadi panduan persiapan bagaimana kita akan menyikapi potensi lonjakan kasus yang mungkin terjadi paska libur Lebaran kemarin. Bukan penilaian kinerja daerah dalam mengatasi pandemi,” kata Budi pada awak media yang juga disiarkan secara online, Jumat (28/5/2021).
Ia menyatakan angka dan pedoman ini baru didistribusikan beberapa minggu lalu dan sedang dipelajari penerapan serta melakukan simulasi di beberapa provinsi atau kab/kota.
“Indikator risiko ini bukanlah laporan kinerja daerah. Tapi indikator risiko atas laju penularan pandemi sehingga dapat dikelola kapasitas respons masing-masing daerah. Sehingga bisa ditentukan intervensi atau bantuan apa yang bisa diberikan,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kementerian juga mendalami faktor-faktor yang perlu dibenahi berdasarkan pengalaman waktu lalu.
“Sehingga intervensi, kebijakan maupun program yang ada bisa secara tepat mengatasi pandemi ini. Selama setahun lebih ini, kementerian melihat memang belum ada negara maupun lembaga belum ada yang bisa mengambil langkah lengkap dan komprehensif terkait pandemi ini,” ucapnya lagi.
Budi menyatakan semua negara dan lembaga masih terus melakukan inovasi dan intervensi untuk mencari langkah paling pas dalam mengatasi pandemi.