Menko Perekonomian Minta Ekspor Tanaman Hias Penuhi Ceruk Pasar Dunia
JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekspor tanaman hias atau florikultura perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi ceruk pasar dunia dan sebagai upaya pencapaian pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor.
“Ke depan untuk peningkatan ekspor benih bisa ditingkatkan kerjasama beberapa perusahaan benih di Indonesia untuk membuka pasar ekspor dan promosi bersama ke luar negeri dengan fasilitasi pemerintah,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menko Airlangga mengatakan florikultura merupakan salah satu bagian dari subsektor hortikultura memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia. Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia memberikan peluang bisnis tanaman hias baik untuk penyediaan kebutuhan dalam negeri maupun dunia yang pasarnya masih terbuka lebar.
Global market value tanaman hias mencapai nilai 22,329 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,1 persen.
Sementara itu, nilai ekspor florikultura pada tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 nilai ekspor sebesar 12,07 juta dolar AS, tahun 2019 sebesar 13,53 juta dolar AS, naik 12,1 persen dan pada tahun 2020 naik cukup signifikan menjadi sebesar 19,98 juta dolar AS.
Selain ekspor tanaman hias, Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam ekspor benih sayuran ke mancanegara, terutama di Asean, seperti Malaysia dan Thailand. Beberapa komoditas yang cukup banyak permintaannya antara lain kangkung, tomat, buncis, labu, dan kacang panjang. Namun permintaan ekspor lebih luas daripada segi produksi.