Pandemi, Kelurahan Kampung Rambutan Kembangkan Ketahanan Pangan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Menurutnya, aquaponik ini metode alternatif budi daya ikan dan sayuran dalam satu wadah. Dengan proses tanam sayuran memanfaatkan unsur sara dari kotoran ikan yang ada di kolam.

“Ikan ini menyediakan nutrisi bagi tanaman kangkung, yaitu kotorannya sebagai organik bagi pertumbuhan sayuran kangkung di atas kolam,” jelasnya.

Sedangkan sistem hidroponik dikembangkan dengan sistem sumbu kain panel yang ditempelkan pada net pot atau pot hidroponik.

Sehingga nantinya air akan terserap oleh akar tanaman. Adapun media tanamnya bisa menggunakan paralon atau bambu.

“Terpenting sistem hidroponik itu perhatikan derajat kemasan asam atau Ph. Karena tiap tanaman itu beda-beda untuk pengukuran ketinggian PPM (Part Per Million). Jadi Ph harus betul diperhatikan,” imbuhnya.

Kelurahan Kampung Rambutan telah beberapa kali panen sayuran dengan hasil puluhan kilo. Menurutnya, hasil panen sayuran dibagikan pada karyawan kelurahan dan anggota PPSU.

“Sekali panen ragam sayuran, seperti pokcai, kangkung dan sawi itu bisa 15-20 kilo. Tidak kita jual, tapi untuk konsumsi karyawan di sini saja,” ujarnya.

Sedangkan panen budi daya ikan baru dilakukan satu kali, yakni ikan lele. “Kalau ikan lele, kita jual per kilonya Rp 20.000. Panen baru sekali itu dapat 30 kilo,” ujarnya.

Uang hasil panen, kata dia, dimasukkan dalam kas untuk digunakan kembali dalam perawatan yakni membeli bibit ikan dan pakan.

Dikatakan Awaluddin, upaya tanaman perkotaan atau urban farming di halaman kantor kelurahan ini akan terus digalakkan. Sehingga kebutuhan sayuran karyawan dan petugas PPSU dapat terpenuhi tidak harus membeli.

Lihat juga...