Pedagang Es Cendol di Lamsel Gunakan QRIS karena Efisien

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah pelaku usaha kecil di Lampung Selatan, mulai memanfaatkan teknologi digital dalam bertransaksi. Selain memudahkan dalam proses pembayaran, penggunaan uang digital dengan sistem QRIS juga memudahkan pencatatan atau pembukuan.

Nova Utari, pemilik usaha minuman tradisional es cendol durian di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, mengaku sejak setahun terakhir ini menerapkan QRIS (Quick Response Indonesia Standard), yang menurutnya lebih praktis dan efisien.

Alif, penjaga gerai kedai kopi melayani pembayaran dengan QRIS di terminal eksekutif Bakauheni, Lampung Selatan, Selasa (25/5/2021). -Foto: Henk Widi

Ia menyebut, sebelumnya ia harus menyiapkan uang tunai untuk kembalian. Sebab, harga jual minuman dibandrol Rp8.000 hingga Rp13.000. Uang kembalian Rp2.000 kerap harus disiapkan dengan uang pecahan kecil Rp500, Rp1.000 hingga Rp2.000. Sehingga, penggunaan QRIS mengurangi transaksi tunai, dan pencatatan lebih mudah dengan uang digital.

“Saat ini saya lebih mudah memakai QRIS untuk melayani konsumen yang telah memakai uang digital. Meski tetap melayani pembayaran uang tunai, namun penyiapan uang pecahan kecil untuk kembalian tidak sebanyak sebelum penggunaan uang digital,” terang Nova Utari, saat ditemui Cendana News, Selasa (25/5/2021).

Nova Utari bilang, penggunaan QRIS akan membantu pembukuan dan rincian transaksi harian. Meski usaha kecil, namun migrasi ke sistem pembayaran digital sekaligus menjadi promosi. Sebab, ia juga telah bekerja sama dengan jasa pesan antar, yang terintegrasi dengan uang digital yang disediakan oleh penyedia aplikasi. Selain memberi hasil baginya, setiap transaksi memberi hasil bagi jasa ojek online.

Lihat juga...