Petani ini Beralih ke Jahe Merah Karena Mudah dan Menguntungkan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BEKASI — Mudah mendapatkan penghasilan menjadi alasan sebagian pertani beralih ke budidaya tanaman yang lebih menguntungkan, dengan memilih tanaman trend yang diterima pasaran.

Salah satunya adalah Joko Santoso, warga Kompleks PU Sapta Taruna 4. Blok K, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Ia beralih budidaya jahe merah setelah sebelumnya sukses budidaya porang di perkotaan.

Alasannya pun sederhana, saat ini harga porang hanya Rp8.000/kilogramnya di Pabrikan. Sementara jahe merah di pasaran bisa tembus Rp25 ribu/Kilogram. Memanfaatkan lahan kosong di lingkungan bahkan areal pemakaman umum, oleh Joko dijadikan tempat pembibitan jahe merah.

“Tidak mungkin jual porang sekilo, saja. Kalau jahe merah sekilo di bawa ke pasar cepat dibeli, bahkan tukang sayur pun mau membelinya. Alasan itu simple sih, tapi petani seperti kami, tentu butuh untuk keperluan harian, dan lainnya tercepat adalah jahe merah,” jelas Joko kepada Cendana News, Senin (10/5/2021).

Menurutnya jahe merah memiliki nilai ekonomi menjanjikan, baik dari sisi perawatan cukup mudah dibanding dengan tanaman Porang. Harga pun saat ini lebih tinggi.

Saat ini Joko mencoba melakukan budidaya pembibitan di polybek dan telah mencapai 1.000 pohon. Ia menggunakan media tanam karung dengan tujuan untuk mempermudah dalam perawatannya. Masa tanam awal 9 bulan sudah bisa panen.

“Saya juga menjual bibit sistem karungan. Sistem tanam karung memiliki banyak kelebihan, mempermudah perawatan dan panen,” jelasnya.

Diakuinya selama budidaya jahe merah sudah panen sekali. Setelah Idul Fitri ini, kembali panen jahe merah sehingga pas memasuki tahun ajaran baru dapat digunakan untuk biaya anak sekolah.

Lihat juga...