Terdampak Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Purbalingga Minus 1,23 Persen
Editor: Maha Deva
PURBALINGGA – Akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, sektor ekonomi di Purbalingga, Jawa Tengah terdampak. Tercatat, selama 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dilaporkan minus 1,23 persen.
Kondisi tersebut menjadi perhatian Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, yang langsung mengintruksikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, untuk membuat program-program yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Seperti melakukan revitalisasi pasar tradisional, serta upaya pemulihan ekonomi lainnya. “Tahun ini, program pemulihan ekonomi harus digenjot, selain perbaikan sarana dan prasarana juga revitalisasi pasar tradisional, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga harus diperhatikan dan dibantu, supaya bisa bangkit kembali, sebab UMKM merupakan pendorong perkembangan ekonomi yang utama,” katanya, Sabtu (29/5/2021).
Bupati yang biasa disapa Tiwi tersebut menyampaikan, di 2019 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga bisa mencapai 5,65 persen dan di 2020 menjadi minus 1,23 persen. Namun, penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi merata di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. “Kondisi Purbalingga yang minus ini masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah, yang minus 3,93 persen serta pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,43 persen. Tetapi kondisi tersebut harus disikapi secara cepat, supaya perekonomian kembali pulih.
Tiwi, mengapresiasi kinerja Dinperindag Kabupaten Purbalingga yang sudah melakukan revilatilasi terhadap 13 pasar tradisional. Dan pada periode lalu, juga berhasil mewujudkan pembangunan sentra industri Logam (LIK Logam) serta sentra industri batok kelapa di Kelurahan Purbalingga Wetan. Dinperindag Purbalingga juga dinilai mampu mendorong komoditas lokal, gula kelapa, melakukan ekspor ke manca negara.