Tingkatan-Tingkatan Menuju Kesempurnaan Akhlak
OLEH: HASANUDDIN
Ketiga, berhati-hati apabila berjanji sesuatu kepada siapa saja untuk tidak mengingkarinya, atau jangan berjanji sama sekali. Karena dengan begitu akan memperkuat urusannya dan lebih mempermudah jalannya, karena ingkar janji termasuk kebohongan. Siapa yang menghindari kebohongan dengan menepati janji, akan dibukakan baginya pintu kemurahan dan rasa malu, dan diberi cinta kasih orang-orang yang jujur serta kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.
Keempat, menahan diri dari mencela makhluk apapun, atau menyakitinya, baik itu kecil maupun besar. Demikian itu adalah akhlak para shiddiqiin, dan baginya ada akibat yang baik berupa perlindungan dari Allah swt di dunia dan di akhirat, menyelamatkannya dari makhluk, menganugerahinya kasih sayang hamba, dan menjadikannya dekat kepada Allah swt.
Kelima, menahan diri dari mengutuk siapa saja, walaupun ia didzalimi, ia tidak membalasnya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Perilaku seperti ini dapat mengangkat ke derajat yang paling mulia di sisi Allah swt sehingga akan dihormati di kalangan orang-orang mukmin.
Keenam, tidak mengukuhkan kesaksian atas kemusyrikan dan kemunafikan. Sikap ini mengangkat derajat di sisi Allah swt. Inilah sunnah yang paling sempurna, yang dapat menjauhkan murka Allah, dan mendekatkan kepada ridha dan rahmat Allah swt. Merupakan pintu yang paling mulia untuk menuju Allah swt.
Ketujuh, memalingkan pandangan dari kemaksiatan, dan menjauhkan anggota badannya dari padanya. Inilah amal yang paling cepat mendatangkan pahala bagi hati dan anggota badan di dunia, selain pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti.
Kedelapan, menjauhkan diri dari ketergantungan kepada makhluk. Hanya dengan cara inilah seseorang mampu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Baginya semua makhluk memiliki hak yang sama. Ia yakin bahwa sebab kemuliaan seseorang mukmin dan kehormatan orang bertakwa, adalah yang ikhlas dalam mendekatkan diri kepada Allah swt.