Transformasi Pendidikan Perlu Keterlibatan Semua Pemangku Kepentingan
Editor: Makmun Hidayat
Masalah kesejahteraan guru yang saat ini berjumlah sekitar 2,7 juta yang terbagi menjadi guru tetap dan tidak tetap, juga harus menjadi perhatian.
“Karena kesejahteraan guru akan mempengaruhi kenyamanan mereka dalam mengajar dan kemauan melakukan percepatan dalam beradaptasi dengan pergerakan kebutuhan pengajaran,” ujarnya lagi.
Bukan hanya kesejahteraan tapi disparitas kualitas guru juga harus menjadi perhatian pemerintah.
“Ini menjadi tantangan pemerintah, yang bukan hanya berkaitan dengan regulasi dan kebijakan tapi juga sebagai pihak yang bisa menguatkan peran guru sebagai sosok pengajar yang mampu mentransfer hal positif pada peserta ajar. Guru pun dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dengan semakin berkembangnya teknologi digital, sehingga dapat dapat membentuk high order thinking skill yang tak terbatasi ruang dan waktu,” ungkap Lediya.
Masalah lainnya adalah terkait kurikulum dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung proses pembelajaran.
“Perubahan kurikulum yang terlalu cepat juga menjadi masalah. Belum secara utuh sampai ke guru, kurikulum sudah berganti. Dan saat ini kita harus menyelesaikan masalah yang muncul akibat pembelajaran jarak jauh, yang sebenarnya sudah ada aturannya, hanya selama ini tidak pernah diperhatikan. Selain itu, Indonesia membutuhkan kurikulum yang berbeda, sesuai dengan kondisi peserta didik,” paparnya.
Ketersediaan sarana dan prasarana pun, lanjutnya, menurut catatan BPS, menunjukkan adanya sekitar 60 persen fasilitas pendidikan membutuhkan perbaikan.
“Saat ini memang sudah mulai dibenahi. Termasuk juga dana BOS yang jumlahnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah,” paparnya lebih lanjut.