Walaupun Jadul Rengginang Selalu Dicari
Editor: Makmun Hidayat
Henny menyebutkan sudah mulai mempersiapkan rengginang sekitar seminggu sebelum Lebaran.
“Yang lama itu menjemurnya. Kalau lagi panas, ya 2-3 hari bisalah. Tapi kalau lagi mendung, bisa sampai 4-5 hari. Saya simpan dulu hingga malam Lebaran, baru saya goreng. Jadi pas hari pertama Lebaran, rengginangnya masih segar banget,” ujar wanita yang sudah memiliki satu orang cucu ini.
Pegiat kuliner Ina Permana menyampaikan, tak seperti sangkaan masyarakat, rengginang sebenarnya berasal dari Banten.
“Berawal dari warga yang yang ingin membuat tapai ketan tapi sedang tidak ada ragi. Akhirnya ketan itu direbus dengan garam dan sedikit terasi, lalu dibentuk dan dijemur,” kata Ina saat dihubungi terpisah.
Ina menceritakan, seperti halnya masakan lainnya dari Indonesia, rengginang pun memiliki filosofi ikatan yang erat antarwarga.
“Olahan ketan selalu mewakili keterikatan, persatuan atau hubungan keluarga yang erat. Hal ini diambil dari fisik ketan saat matang yang lengket,” ujarnya.
Karena itu, makanan yang berasal dari ketan selalu menjadi bagian dari beberapa acara tradisional Indonesia ataupun acara keagamaan.
“Ya seperti rengginang ini. Selalu hadir saat Lebaran. Menyiratkan hubungan erat antara saudara dan kerabat, yang tersambung dengan silahturahmi. Ya walaupun sekarang, silahturahminya online dan rengginangnya dikirim pakai gojek,” pungkasnya seraya tertawa.