Warga Pesisir Desa Nobo di Flotim Mulai Sadar Pentingnya Bakau

Editor: Koko Triarko

Dia mengaku menyesalkan aksi warga merusak tanaman bakau. Sebab bila tidak dirusak, maka pesisir pantai di Desa Nobo semuanya sudah menjadi hutan bakau.

“Warga dahulu mengaku kesulitan mendaratkan perahu mereka ke pesisir pantai setelah selesai melaut, karena terhalang tanaman bakau. Ini yang membuat mereka menebang atau mencabutnya waktu itu,” ucapnya.

Kepala Desa Nobo, Petrus Kikung Witi, pun mengakui warga desanya kini sudah mulai sadar dengan adanya tanaman bakau di pesisir pantai, karena bisa membuat rumah dan tanaman mereka di pesisir pantai aman dari terjangan abrasi.

Petrus menyebutkan, warga desanya pun kini tidak lagi merusak tanaman bakau yang ditanam, meskipun belum semuanya mau terlibat untuk ikut serta menanam bakau di pesisir pantai desanya.

“Kita akan membuat program penanaman bakau, agar setiap tahunnya bisa dilakukan penanaman bakau. Kita juga sedang mempersiapkan kalau bisa ada peraturan desa soal penyelamatan laut dan wilayah pesisir pantai,” ungkapnya.

Wilayah pesisir pantai di sebelah timur kantor Desa Nobo, banyak tanaman kelapa yang berada di pesisir pantai tumbang dan menyisakan batang pohon dan akarnya.

Hanya ada beberapa rumpun saja tanaman bakau di pesisir pantai Desa Nobo dengan jumlah yang hanya puluhan pohon saja, di mana hanya beberapa pohon yang memiliki tinggi sekitar 2 meter.

Lihat juga...