Aktivitas Pengeboman Ikan di Perairan Solor Mulai Berkurang
Editor: Makmun Hidayat
LARANTUKA — Aktivitas penangkapan ikan menggunakan bahan peledak seperti bom ikan dan racun di perairan selatan Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai berkurang drastis dibandingkan 5 tahun sebelumnya.
“Saat ini aktivitas pengeboman ikan yang biasa dilakukan oleh nelayan di perairan pantai selatan Pulau Solor hampir tidak terjadi lagi,” kata Wilhelmus Melur, nelayan Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan, saat ditemui di desanya, Rabu (16/6/2021).
Mus sapaannya mengatakan, pendampingan yang gencar dilakukan oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan operasi penangkapan pelaku pengeboman ikan oleh aparat keamanan membuat aktivitas pengeboman ikan berkurang.
Dia menyebutkan, 5 tahun lalu aktivitas pengeboman ikan marak terjadi di perairan ini hingga sehari bisa mencapai puluhan kali dan dilakukan oleh nelayan dari wilayah timur Pulau Solor.
“Pengeboman ikan juga dilakukan oleh nelayan dari Kabupaten Lembata bahkan dari Kabupaten Ende. Namun sejak gencarnya penangkapan dan patroli oleh aparat keamanan,pengeboman ikan sudah jarang dilakukan,” ungkapnya.
Mus mengaku bersyukur dengan hilangnya aktivitas pengeboman ikan karena membuat nelayan tradisional yang menangkap ikan menggunakan sampan dan perahu berukuran kecil tidak merugi.
Ia mengaku sejak maraknya pengeboman ikan, nelayan kecil kesulitan menangkap ikan pelagis menggunakan pukat hanyut karena gerombolan ikan seperti kombong, tembang dan lainnya menjauh ke tengah laut.