Astrazeneca dan Pfizer Disebut Efektif Melawan Varian Delta
BENGALURU – Vaksin COVID-19 yang dibuat oleh AstraZeneca dan aliansi Pfizer-BioNTech, tetap efektif secara luas terhadap varian Delta dan Kappa, dari virus penyebab COVID-19. Menurut sebuah studi ilmiah, yang mendukung dorongan berkelanjutan untuk memberikan suntikan, vaksin tersebut efektif untuk melawan virus yang pertama kali diidentifikasi di India tersebut.
Studi oleh peneliti Universitas Oxford, yang diterbitkan dalam jurnal Cell, menyelidiki kemampuan antibodi dalam darah dari orang-orang yang divaksinasi dengan rejimen dua suntikan, untuk menetralkan varian Delta dan Kappa yang sangat menular. “Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa generasi vaksin saat ini akan memberikan perlindungan terhadap garis keturunan B.1.617,” bunyi pernyataan yang mengacu pada varian Delta dan Kappa, dengan kode yang umum digunakan.
Namun demikian disampaikan peringatan, bahwa konsentrasi antibodi penetralisir di dalam darah bisa agak berkurang. Yang dapat menyebabkan beberapa infeksi terobosan. Pekan lalu, analisis oleh Public Health England (PHE) menunjukkan, vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc dan AstraZeneca, menawarkan perlindungan tinggi lebih dari 90 persen, terhadap pasien rawat inap dari varian Delta.
“Kami didorong untuk melihat hasil non klinis yang diterbitkan dari Oxford dan data ini, di samping analisis awal dunia nyata baru-baru ini dari Public Health England, memberi kami indikasi positif bahwa vaksin kami dapat memiliki dampak signifikan terhadap varian Delta,” kata Eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos, dalam sebuah pernyataan terpisah.
Varian Delta, menjadi versi penyakit yang dominan secara global, kata kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia pada Jumat (18/6/2021). Para peneliti Oxford juga menganalisis pola infeksi ulang pada orang yang sebelumnya memiliki COVID-19.