Beragam Pohon Efektif Jaga Volume Air Embung Kala Kemarau
Editor: Makmun Hidayat
Bilal menyebut sebagian warga bisa memanfaatkan air embung untuk pertanian. Sejumlah pohon yang ditanam tetap bisa tumbuh dengan baik berkat keberadaan embung. Sebagai sumber ekonomi, pemanfaatan embung untuk budidaya ikan lele, nila memberi hasil secara ekonomi bagi petani. Sebagian warga yang tidak memiliki sumur bahkan membuat ceruk pada tepi embung untuk mendapatkan air bersih.
Keberadaan belik yang terjaga memberi manfaat bagi Sukiman dan warga Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni dan Desa Sidoluhur, Kecamatan Ketapang. Belik yang tetap menghasilkan air bersih tersebut diakuinya imbas warga mempertahankan beragam pohon. Jenis pohon produktif dominan ditanam warga berupa sukun, jengkol dan petai. Berbagai pohon itu menjadi sumber air yang terjaga bahkan kala kemarau.
“Belik cukup efektif mempertahankan pasokan air untuk menyiram tanaman, mencuci dan mandi setelah diendapkan,” ulasnya.
Sukiman bilang belik sengaja ditanami enceng gondok, tanaman tersebut berfungsi sebagai filter atau penyaring. Saat penghujan belik akan memiliki air yang keruh namun keberadaan enceng gondok menjaga kebersihan air. Belik yang semula berasal dari bekas penggalian batu pada perbukitan itu menurutnya menjadi penolong warga kala kemarau.
Menjaga kelestarian embung dipengaruhi oleh terjaganya pohon kayu keras. Kondisi tersebut diakui Ajum, warga Dusun Muara Piluk yang tinggal di dekat embung Menara Siger. Pada kawasan itu berbagai tanaman yang terjaga meliputi wungu atau bungur, jati dan akasia. Menambah tanaman di sekitar embung ia mulai melakukan pembibitan tanaman maja, suren dan laban.
“Semakin banyak pohon yang ditanam akan menjaga keberlanjutan siklus air embung karena tanaman menangkap air kala penghujan,” bebernya.