Ini Cerita di Balik Ragam Menu Olahan Lobster
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Lobster menjadi salah satu hidangan, yang banyak diminati oleh para pecinta makanan laut. Rasa daging lobster yang lembut dan manis, menjadi daya tarik utamanya. Tidak mengherankan jika produk bahari ini, menjadi salah satu primadona olahan seafood.
Hal tersebut juga yang menarik, Hella Ayu Setyanida, pemilik rumah makan Afterbreak Seafood Semarang, yang memilih lobster sebagai menu andalan.
“Usaha ini dimulai pada 2016 lalu, dengan berjualan kepiting dan rajungan keliling dengan sepeda motor, berdua sama Dani, yang saat ini menjadi suami saya. Waktu itu dijual dengan harga sekitar 13 – 15 ribu seporsi, masih menggunakan saus oren yang cepet basi, kemasan masih mika plastik. Sehari jualan laku paling banyak 3 porsi, sisanya dimakan sendiri. Waktu itu masak di dapur rumah, yang masak ibunya Dani,” papar Hella, memulai cerita usaha, saat ditemui di rumah makan tersebut, Minggu (27/6/2021) petang.
Dijelaskan, modal awal pada waktu itu sekitar Rp 4,5 juta yang dipakai untuk biaya desain logo. “Meski berat tetap kami jalankan usaha tersebut, hingga pada 2018 lalu, setelah ada rejeki, kami diizinkan nebeng di garasi mobil keluarga Dani, untuk membuat mini home kitchen dengan ukuran dapur seluas 3 x 4 meter. Meski ruangan tersebut terasa sempit, kecil dan panas, kami memulai debut pertama untuk mempekerjakan satu orang karyawan dengan gaji per bulan sekitar Rp 1,5 juta,” terangnya.
Outlet pertama tersebut, berada di tengah perkampungan, dengan konsep lesehan dan minim fasilitas di Jalan Kyai Senin Sumberejo RT 4 RW 1, Kaliwungu Kendal.
“Di akhir 2018, kami berjualan produk baru sebagai terobosan di Afterbreak, yaitu lobster yang kami dapatkan dari para nelayan di Pantai Selatan Jawa. Waktu itu kami mulai menjual menu lobster, dengan harga seporsi sekitar Rp 90 ribu,” lanjut wanita lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris UPGRIS Semarang tersebut.