Kebakaran Hutan Gambut Perparah Kerusakan Alam
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pembabatan hutan gambut dan pembuangan air lahan gambut telah memicu kebakaran hutan gambut yang merugikan, hingga dunia menderita suhu bumi yang lebih panas.
Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Emil Salim menegaskan, pelajaran penting dari kebakaran hutan gambut adalah besarnya kerugian yang diderita.
“Apalagi jika yang dirusak adalah kubah gambut yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang menjadi sumber berbagai saluran air yang kelak berkembang menjadi sungai,” ujar Emil, pada diskusi online tentang lingkungan hidup di Jakarta yang diikuti Cendana News, Rabu (30/6/2021) sore.
Dikatakan dia, kawasan tanah gambut mempunyai peranan dan kemampuan menyimpan karbon dari atmosfir ke dalam tanah gambut. Serta sifat alamiahnya menahan banyak volume air, mencegah banjir di musim hujan dan menyediakan air di musim kemarau.
Kemampuan lainnya, yakni mendorong pola pengelolaan dan melestarikan kubah gambut sebagai reservoir volume air.
“Peranan hutan gambut yang penting lainnya, adalah sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati,” imbuh Emil.
Sehingga kata dia, dari pola pengelolaan itulah bermula perkembangan berbagai ragam tanaman, serangga dan hewan yang berfungsi menyebarkan bibit ke alam yang menghasilkan keanekaragaman hayati.
Namun pengalaman pahit Indonesia adalah, jelas dia, menurut Wetlands International mencatat perubahan kawasan hutan gambut di Indonesia dan Malaysia akhir-akhir ini untuk perkebunan melalui pembabatan hutan gambut dan pembuangan air lahan gambut telah memicu kebakaran hutan gambut.
Jumlah total CO2 yang dibuang ke udara global adalah 2.000 megaton setiap tahun akibat dekomposisi lahan gambut dan kebakaran hutan gambut.