Lonjakan Harga Kebutuhan Daging di Bekasi Perlu Antisipasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Indonesia, di Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai melakukan terobosan berupa antisipasi dalam menghadapi terjadinya lonjakan bahan pokok untuk harga kebutuhan daging dengan mendirikan koperasi. Pasalnya kebutuhan daging untuk  mi dan bakso di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat sehari tembus 14 ton sehari.

“Papmiso setiap hari besar seperti Idulfitri, Natal, tahun baru, dan lainnya, selalu menghadapi persoalan klasik, yakni semua harga kebutuhan pokok melonjak. Tanpa terkecuali untuk harga daging sebagai bahan baku mi dan bakso,” ungkap Maryanto SBY, Ketua Papmiso Indonesia, kepada Cendana News, Rabu (9/6/2021).

Maryanto SBY, Ketua Papmiso Indonesia, dijumpai di Bekasi, Rabu (9/6/2021) – Foto: Muhammad Amin

Setiap hari besar, dipastikan terjadi lonjakan harga, atau pun bahan baku menjadi langka. Hal tersebut berdampak pada usaha mi dan bakso dengan mengurangi produksi atau pun mengakali bahan baku agar tidak merugi.

Menurutnya, meskipun semua kebutuhan bahan baku melonjak tapi penjual mi dan bakso tidak serta merta ikut menaikkan harga. Hal demikian untuk menjaga kestabilan penjualan.

“Papmiso hanya menyiapkan infrastruktur dari persoalan klasik yang terkesan dipelihara, terkait harga menjelang hari besar di Indonesia dengan membuat koperasi. Harapannya ke depan, harga kebutuhan daging untuk bisnis bagi pedagang mi dan bakso tetap stabil dan ada, meskipun menjelang hari besar tertentu,” ucapnya.

Hal lain yang dilakukan Papmiso telah membuat gilingan daging yang memiliki sertifikasi halal dan LPM POM. Gilingan daging sertifikasi halal tersebut terus berjalan di beberapa wilayah pasar di Kota Bekasi, seperti di Kranji dan sebentar lagi ada di Pasar Seroja Harapan Jaya.

Lihat juga...