Mitigasi Bencana Berbasis Pesantren, Edukasi Pelajar Sejak Dini

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pelibatan lembaga pendidikan terus dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) dalam upaya mitigasi bencana.

Hasran Hadi, Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lampung Selatan menyebut mitigasi berbasis pesantren jadi cara melibatkan pelajar. Mitigasi bencana berbasis pesantren  sebutnya jadi cara mengedukasi pelajar sejak dini.

Lembaga pendidikan pesantren sebut Hasran Hadi jadi cakupan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS). Sebelumnya kegiatan TMS juga digelar pada sejumlah sekolah namun imbas pandemi Covid-19 kegiatan tersebut terhambat.

Pelibatan mahasiswa dan pelajar dilakukan Tagana Lamsel dalam upaya penanggulangan degradasi lahan  di Lampung Selatan, Kamis (17/6/2021) – Foto: Henk Widi

Namun pada sejumlah pesantren dengan protokol kesehatan, TMS tersebut tetap bisa dilakukan dengan materi mitigasi bencana.

Potensi bencana alam yang ada di wilayah Lampung sebut Hasran Hadi perlu masuk kurikulum sekolah.

Melibatkan unsur pesantren materi edukasi mitigasi bencana dilakukan pada pondok pesantren Darul Hikam, Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji dan Pesantren Miftahul Huda 606 Desa Agom, Kecamatan Kalianda. TMS berbasis pesantren menjadi cara untuk mengedukasi masyarakat sejak dini.

“Kawasan rawan bencana alam bisa berpotensi terjadi sehingga dunia pendidikan khususnya pesantren bisa menjadi salah satu tempat untuk menyampaikan edukasi dengan materi kebencanaan, tanya jawab kebencanaan, praktik pertolongan bencana dan simulasi gempa bumi,” terang Hasran Hadi saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (17/6/2021).

Dinas Sosial Provinsi Lampung sebut Hasran Hadi menargetkan kegiatan TMS akan digelar pada sejumlah wilayah. Selain melakukan sosialisasi untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) selama masa pandemi Covid-19 edukasi mitigasi bencana tetap dilakukan.

Lihat juga...