MUI: Agama Harus Berperan Menangani Krisis Lingkungan Hidup
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Umat beragama dan komunitas spiritual harus memainkan perannya dalam melindungi hutan tropis dari ancaman krisis lingkungan hidup.
Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI), Hayu Susilo Prabowo mengatakan, krisis lingkungan hidup dengan berbagai manifestasinya, seperti perubahan iklim dan pemanasan global sejatinya adalah krisis moral.
Karena manusia memandang alam sebagai objek bukan subyek dalam kehidupan alam semesta. Maka, penanggulangan terhadap masalah yang ada haruslah dengan pendekatan moral.
“Pada titik inilah agama harus tampil berperan dalam menangani krisis lingkungan hidup,” ujar Hayu, kepada Cendana News saat dihubungi, Rabu (2/6/2021).
Menurutnya, umat beragama dan komunitas spiritual memainkan peran unik dalam melindungi hutan tropis Indonesia dan mendukung masyarakat adatnya.
“Kepedulian pada alam merupakan ajaran agama dunia,” tegasnya.
Sehingga menurutnya, kini saatnya untuk memperkuat dan menggerakkan sumber daya spiritual dan otoritas moral. Yakni untuk secara bersama-sama menegaskan bahwa menjaga hutan tropis merupakan kemuliaan. Sebaliknya penggundulan hutan tropis mencederai kemuliaan kehidupan.
Menurutnya, umat beragama di Indonesia dapat mengambil langkah di berbagai bidang dan berupaya melalui lembaga keagamaannya.
Untuk mendorong pendidikan tentang ancaman hutan tropis, dan melakukan advokasi terhadap perlindungan hutan tropis. Juga berupaya melakukan inisiatif politik yang menentang penggundulan hutan dan mendukung hak-hak masyarakat adat.
“Manfaat yang diperoleh dari menghimpun kekuatan keagamaan dalam upaya mengurangi penggundulan hutan akan berlipat ganda. Ketika agama-agama besar dunia berdiri berdampingan,” tukasnya.