Pelas Kacang Tolo, Menu Khas Jawa yang Nyaris Hilang
Editor: Maha Deva
SEMARANG – Bagi masyarakat Jawa, sajian bothok dan pelas, menjadi menu istimewa. Selain tidak tersedia setiap hari, cita rasanya yang lezat dan unik, karena berisi beragam bahan, menjadikan kuliner tersebut menjadi menu yang khas.
Dibalik itu, meski dimasak dengan cara yang sama yaitu dikukus, serta dibungkus daun pisang. Bahkan bumbu yang digunakan juga nyaris sama, bothok dan pelas memiliki cita rasa yang berbeda. “Rasanya jelas berbeda, kalau pelas rasanya cenderung gurih asin, sementara bothok lebih ke gurih pedas, karena menggunakan cabai, sebagai salah satu bumbunya. Sedangkan pelas tidak memakai cabai,” papar Sutinah, penggemar bothok dan pelas, saat ditemui di rumahnya, di Tembalang, Semarang, Sabtu (19/6/2021).
Pelas, bahan baku utama yang digunakan berupa kacang tolo dan parutan kelapa muda. Bumbunya, ketumbar, bawang merah, bawang putih, jeruk wangi dan daun salam. “Cara membuatnya, semua bumbu, kecuali daun salam, dihaluskan, kemudian dicampur dengan parutan kelapa muda. Jangan lupa ditambah kacang tolo, yang sebelumnya sudah direndam. Perendaman ini bertujuan agar lebih empuk dan cepat matang, saat dimasak,” jelasnya.
Setelah semuanya tercampur rata dan diberi garam, sedikit gula pasir dan bumbu penyedap, bahan pelas tersebut dibungkus menggunakan daun pisang. Selanjutnya dikukus hingga matang. “Biasanya kalau pelas ini, dimasak kalau ada keluarga yang sedang masa penyembuhan dari sakit. Ingin makan bothok tapi tidak boleh karena rasanya pedas, diganti dengan pelas,” ungkapnya.