Penuhi Kebutuhan Adat, Warga Wonokitri Budi Daya Edelweiss
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Untuk usia panen berbeda-beda tergantung jenisnya. Untuk Edelweiss jenis Anaphalis javanica baru bisa dipanen di usia antara 1,5-2 tahun. Sedangkan untuk jenis Anaphalis longifolia sudah bisa dipanen antara usia 9 bulan sampai 1 tahun,” ungkapnya.
Menurutnya, selain untuk memenuhi kebutuhan adat, karena memang bunga Edelweiss memiliki nilai ekonomi, warga biasanya mamanfaatkannya untuk dijadikan suvenir buket bunga, rangkaian bunga, kerajinan dari resin, gantungan kunci maupun untuk kerajinan yang lainnya.
Sementara itu Plt kepala Balai Besar TNBTS, Novita Kusumawardhani, mengatakan, Desa Wonokitri melalui kelompok tani Hulun Hyang merupakan salah satu desa yang mengawali desa Edelweiss TNBTS.
Mereka mendedikasikan pembudidayaan Edelweiss sebagai salah satu tumbuhan sakral yang diwujudkan menjadi Desa Edelweiss Wonokitri.
Salah satu contoh aspek pemanfaatan yang sudah TNBTS lakukan, yakni mengajak warga Wonokitri mengembangkan bunga Edelweiss untuk dibudidayakan dan dipasarkan dengan cara memberikan edukasi kepada pengunjung, Bagaimana menanam Edelweiss sekaligus belajar mendalami arti penting Edelweiss bagi masyarakat Tengger.
“Nilai-nilai konservasi yang berkembang di masyarakat inilah yang mungkin ke depan bisa menjadi atraksi wisata tambahan, agar tidak sekadar hanya mengunjungi Bromo Tengger dan mendaki Semeru saja,” pungkasnya.