Produksi Kerupuk Mie di Bandung Terhambat Cuaca
Editor: Koko Triarko
BANDUNG – Musim hujan yang belum berakhir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, membuat para pengusaha kerupuk mie mengalami hambatan produksi.
Soni (29), salah seorang pengusaha kerupuk mie di desa Pinggirsari, Arjasari, Kabupaten Bandung, mengatakan saat ini permintaan sedang cukup tinggi. Sayangnya, akibat faktor cuaca dirinya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan tersebut.
“Sekarang lagi banyak-banyaknya pesanan. Sehari bisa sampai 1 kuintal. Tapi karena ini hujan hampir tiap hari dan cuacanya mendung, jadi proses penjemurannya susah. Ini yang menghambat,” ujar Soni di tempat produksinya, Selasa (29/6/2021).
Menurut Soni, dalam situasi normal proses penjemuran kerupuk mie hanya membutuhkan waktu satu sampai dua hari. Namun saat ini, proses tersebut baru bisa selesai setelah 5 atau 6 hari.
“Yang agak disesalkan itu karena pesanan sedang banyak. Kita hanya bisa produksi 10 kilogram kerupuk mie sehari kalau cuaca begini,” ucap Soni.
Sementara itu, Elis Hayati yang juga pemilik usaha produksi kerupuk mie, mengaku heran lantaran sudah masuk bulan Juni, tapi hujan masih saja turun. Padahal, biasanya saat ini sudah masuk musim panas.
“Ini kalau dikira-kira potensi pendapatan kita hilang bisa sampai Rp2 juta per hari. Bayangkan, seharusnya kita bisa produksi minimal 50 kilogram kerupuk mie per hari, sekarang dapat 10 kilogram saja udah bagus,” tandasnya.
Elis pun berharap, musim hujan dapat segera berakhir, dan aktivitas produksi kerupuk mie juga dapat menjadi lebih kondusif. “Semoga saja bisa segera masuk musim panas. Karena memang sudah waktunya sekarang ini musim panas. ” ucap Elis.