Revolusi Hijau Zaman Orba Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori mengatakan, prestasi Indonesia menerapkan Revolusi Hijau pada pemerintahan Orde Baru (Orba) dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan sangat bagus.

Strategi revolusi hijau adalah cara bercocok tanam dari tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Orba untuk menggalakkan revolusi hijau. Di antaranya, upaya intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi pertanian.

Pemerintah Orba membangun dan mengembangkan program-program modernisasi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia

“Sempat populer prestasi produktivitas pertanian Indonesia pada saat itu. Kalau dibandingkan negara serupa yang mengadopsi revolusi hijau, itu Indonesia produktivitas pertaniannya luar biasa dibandingkan Jepang, Filipina dan Thailand. Kita itu produktivitasnya tinggi naik luar biasa, akhirnya kemiskinan dan kelaparan bisa diturunkan, dan impor tidak lagi terjadi,” ujar Khudori kepada Cendana News saat dihubungi, Senin (7/6/2021).

Revolusi hijau pada masa pemerintahan Soeharto berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an.

Produksi beras sebanyak 27 juta ton mengantarkan Indonesia meraih predikat swasembada pangan di tahun 1984. Yakni di tengah konsumsi nasional yang saat ini hanya 25 juta ton atau terdapat surplus hingga 2 juta ton.

Swasembada pangan di tahun 1984 itu diakui Food and Agriculture Organization (FAO). “Penghargaan FAO itu sebuah kebanggaan. Zaman Orba swasembada beras sukses meskipun cuma 3-4 tahun. Karena setelah itu pemerintah juga mengendorkan sektor pertanian, anggarannya menurun,” ujarnya.

Lihat juga...