Tawaf, Mengelilingi Baitullah

OLEH: HASANUDDIN

Inilah pangkal pokok persoalan manusia, dan boleh jadi merupakan salah satu pangkal pokok persoalan kebangsaan kita dewasa ini. Para petinggi negeri, para birokrasi, para ustaz, rohaniawan berbagai agama, para tokoh politik dan tokoh masyarakat teramat banyak berlaku jahil pada dirinya sendiri. Namun di saat yang sama, merasa telah melakukan kebaikan. Ketika apa yang mereka ucapkan dikembalikan kepada diri mereka, seolah mereka sedang melakukan pendakian yang teramat berat untuk mereka gapai.

Allah swt berfirman:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (125)

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk berserah diri (Islam). Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatan baginya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa pada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am (6): 125).

Demikianlah kiranya kita akhir-akhir ini menyaksikan pemandangan-pemandangan tentang perilaku kejahiliaan, kebodohan di sekitar kita.

Tawaf Mengelilingi Baitullah

Sebagai ibrah, bagi diri kami sendiri, dan semoga Allah memberi petunjuk-Nya kepada kita semua, kami mengajak bagi kita yang telah pernah menjalankan ibadah haji dan umroh, untuk mengingat-ingat kembali makna tawaf kita mengelilingi baitullah.

Pada saat tawaf, kita mengitari baitullah sebanyak tujuh kali, diawali dengan kalimat “Bismillahi Allahu Akbar” dan kita akhiri tawaf kita pada titik di mana kali pertama kita melangkahkan kaki memulai tawaf. Ya, di mana kita berawal di situlah kita akan berakhir. Itulah pesan simbolik dari perjalanan kehidupan. Bahwa hidup bermula dan berakhir pada titik mula kita mulai hidup.

Lihat juga...