Walkot Bekasi: Angka PIKOBAR Salah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Wali Kota (Walkot) Bekasi, Jawa Barat, Rahmat Effendi, mengklarifikasi kasus Covid-19 di wilayahnya menjadi yang tertinggi di Jawa Barat, dengan mengatakan bahwa angka di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (PIKOBAR) salah.

Sebelumnya, PIKOBAR Jabar menyebut bahwa Kota Bekasi mengalami kenaikan sebanyak 757 kasus selama sepekan terakhir, kurun 24-30 Mei 2021. Angka tersebut keliru karena yang benar berjumlah 519 kasus.

“Memang benar terjadi lonjakan kasus Covid-19. Tapi tidak dengan 757 kasus seperti yang terdata di PIKOBAR melainkan kenaikan kasus berjumlah 519 kasus, hampir relatif sama dengan Kota Bandung,” tegas Rahmat Effendi, di Bekasi, Kamis (3/6/2021).

Dia mengaku tidak mengetahui bahwa PIKOBAR menyebut Kota Bekasi tertinggi nomor 1 kasus covid-19.

“PIKOBAR mengekspos dari mana data terkait Covid-19. Padahal Dinas Kesehatan Kota Bekasi setiap pekan melaporkan hingga per RT di wilayah mengenai kasus aktif yang masuk,” tegasnya.

Menurutnya, kasus Covid tersebut meningkat dan rata-rata klaster keluarga. Untuk warga Bekasi yang kembali dari luar daerah adalah warga yang tidak mengikuti proses dan prosedur yang ada.

“Masyarakat pulang kampung karena diindikasikan peningkatan, itu ada 519 kasus aktif. Sekarang melalui 3T, Tracing, Tracking, Treatment. Artinya, mudah-mudahan di minggu ketiga, setelah hari raya, normal. Kami sempat kaget setelah mengetahui data di PIKOBAR ditemukan hanya 519 kasus di Kota Bekasi. Kurang lebih hampir sama dengan jumlah kasus di Bandung yang diketahui sebanyak 518 kasus,” ujarnya

Diakui Pepen, sapaan akrabnya, kenaikan Covid- 19 saat ini di Kota Bekasi mencapai 2,1 persen. Hal  ini juga merupakan penjelasan kepada  Gubernur Jawa Barat, meluruskan berita-berita yang disampaikan seolah terdapat kejadian yang luar biasa di Kota Bekasi.

Lihat juga...