Waspadai Kendala pada Budidaya Tanaman Metode Hidroponik

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Budidaya sayuran dengan metode hidroponik, semakin digemari masyarakat. Selain produk yang dihasilkan lebih bergizi, penerapannya juga relatif mudah.

Penggiat Sekolah Berkebun Ceria (SBC) Semarang, Kemal Abdul Aziz, saat dihubungi, Senin (28/6/2021). Foto Arixc Ardana

“Meski relatif mudah, namun bukan berarti tanpa perawatan, khususnya terkait pemberian nutrisi. Jika diberikan dengan takaran yang pas, nutrisi cair akan terserap dengan baik oleh tanaman, sehingga tumbuh subur,” papar instruktur pelatihan hidroponik, sekaligus penggiat Sekolah Berkebun Ceria (SBC) Semarang, Wahyu Aditya, saat dihubungi, Senin (28/6/2021).

Namun juga sebaliknya, jika kekurangan atau kelebihan, tanaman hidroponik akan bermasalah. “Bisa jadi daunnya menjadi keriting karena kekurangan nutrisi, atau bisa ujung daun menjadi kering karena kelebihan nutrisi,” terangnya.

Solusinya, untuk daun keriting, bisa dilakukan penyemprotan pada daun tersebut, dengan pupuk cair serbaguna. Penyemprotan ini untuk memberikan nutrisi tambahan.

“Segera ubah campuran nutrisi cair yang digunakan pada tanaman hidroponik tersebut, bisa jadi terlalu pekat sehingga akar tanaman tidak bisa menyerap dengan baik. Akibatnya tanaman kekurangan nutrisi. Bisa juga skala campurannya tidak sesuai,” lanjutnya.

Umumnya, untuk hidroponik menggunakan nutrisi AB mix, berupa campuran antara pupuk A yang mengandung unsur kalium, dengan pupuk B berupa sulfat dan fosfat.

“Jika perlu, ukur pH larutan nutrisi yang akan diberikan pada tanaman, umumnya jika tidak terserap dengan baik itu karena terlalu pekat, sehingga larutan terlalu asam atau basa. Ukuran yang pas, pH sekitar 6,5,” terang Wahyu.

Lihat juga...