Waspadai Kendala pada Budidaya Tanaman Metode Hidroponik
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Selain nutrisi, persoalan hama juga perlu diperhatikan karena dapat merusak tanaman dengan cepat. “Paling banyak, hama yang menyerang pada hidroponik sayuran itu ulat pada sawi, kangkung dan lainnya, sementara hama kutu putih pada cabai,” lanjutnya.
Hama tersebut perlu ditangani. Caranya pun relatif mudah. “Untuk diperhatikan karena ini hidroponik, yang kita arahkan ke pertanian organik, umumnya bisa menggunakan pestisida nabati atau alami. Bisa membuat sendiri, seperti dari daun tembakau, cabai, bawang putih, hingga daun sirsak, atau membeli di toko pertanian,” terangnya.
Caranya pun mudah, ambil pestisida nabati, kemudian dicampur dengan air, untuk selanjutnya disemprotkan pada tanaman yang terkena hama.
Hal senada juga disampaikan penggiat Sekolah Berkebun Ceria (SBC) Semarang lainnya, Kemal Abdul Aziz. Dengan metode hidroponik, tanaman bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan cara konvensional, ditanam di tanah.
“Hal ini karena nutrisi yang dibutuhkan tanaman, benar-benar diperhatikan, sehingga menerima jumlah yang ideal. Imbasnya pertumbuhannya juga lebih cepat. Untuk itu, nutrisi menjadi hal yang harus diperhatikan, takarannya juga harus pas,” tambahnya.
Hal lain yang perlu menjadi perhatian dalam metode hidroponik yakni sterilisasi pipa atau media tanam, setelah tanaman dipanen dan akan digunakan lagi.
“Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, media tanam termasuk paralon yang akan digunakan kembali harus dibersihkan. Ini bertujuan untuk mencegah tumbuhnya lumut dan jamur,” ucapnya.
Caranya pun mudah, dengan mencampurkan air dan kalsium hipoklorit atau kaporit, kemudian dialirkan ke seluruh pipa media tanam. “Ini berfungsi sebagai disinfektan, untuk membersihkan bagian media tanam. Setelah itu dibilas lagi dengan air bersih, sehingga benar-benar bersih. Ini yang terkadang terlupakan,” pungkasnya.