Ahli Epigrafi Ungkap Penafsiran Ulang Prasasti Ranu Kumbolo

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Setelah melakukan berbagai penelitian dan pendalaman literasi, ahli epigrafi Universitas Negeri Malang Ismail Luthfi menyampaikan penafsiran ulang untuk Prasasti Ranu Kumbolo yang berada pada ketinggial 2.400 mdpl.

Yakni, terkait penulisan sistem angka yang ternyata merupakan perwujudan suatu budaya tertentu pada area tertentu dan kaitan antara Prasasti Ranu Kumbolo dengan masa Kadiri.

Ia menyebutkan cara pembacaan yang biasa dilakukan oleh para ahli sejarah adalah Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra, tapi ada juga yang hanya membaca Mpu Kameswara Tirthayatra.

“Setelah dilihat lebih lama dan diteliti, ternyata tulisan itu adalah angka, 7441. Saat diidentifikasi adanya angka, maka pertanyaan berikutnya adalah apakah di Jawa Timur itu lazim, suatu chronogram dipahatkan sesuai satuannya. Hal ini membutuhkan referensi lanjutan tentang penulisan angka tahun di daerah tersebut, seperti chandrasengkalan yang biasa menuliskan angka dalam bentuk satuan,” kata Ismail dalam acara epigrafi secara online yang diikuti Cendana News, Minggu (4/7/2021).

Selain itu, Ismail juga menyebutkan perlunya tafsir ulang pada kata mpu, di mana yang selama ini dikaitkan dengan masa Kadiri.

“Kata mpu merujuk seseorang rohaniwan atau orang biasa yang berjuluk Kameswara. Ketika ada sambungan kata Tirthayatra, ini menunjukkan bahwa tulisan ini berkaitan dengan perjalanan suci,” urainya.

Sebagai perbandingan untuk penafsiran ulang, Ismail menyampaikan penemuan tulisan di prasasti Puncak Syarif Merbabu yang berada di ketinggian 2.924 mdpl, yaitu angka 9441.

“Timbul pertanyaan, mengapa ada tulisan ini pada ketinggian seperti ini. Dan ada kemiripan dari tulisan di Prasasti Ranu Kumbolo,” ucap Ismail.

Lihat juga...